Random Post

SWA GRIPPA Adalah Organisasi Pencinta Alam Yg. Mempunyai Jiwa Kemandirian Dan Peduli Terhadap Sosial Kemasyarakatan Juga Lingkungan

About The Author

Selamat Datang Di Blog Keluarga Besar Pencinta Alam SWA GRIPPA
SWA GRIPPA LOGO, SWA GRIPPA LOGO KBPSG, KBPSG Gondrong Grippa, Gondrong Grippa Herry Alam, Dewan Pembina Grippa Grippa Bunglon Hideung, Angkata Pertama Gua Pawon, Gua Pawon Angkatan Halimun Sayang Kaak, Halimun Sayang Kaak Boy,Gol,Lan, Instruktur Handal Grippa Halimun Sayang Kaak Gollert Grippa, Gollert Grippa Grippa Style, Grippa Style Light Grippa, Light Grippa

WARTA BERITA

« »
« »
« »
Get this widget

Musikku

Minggu, 24 Maret 2013

KESULITAN & PENDAKI GUNUNG


Kisah yang luar biasa yang menggambarkan betapa manusia memiliki kekuatan bertahan (the power of survival) yang luar biasa adalah kisah tentang ahli jiwa terkenal, Victor Frankl.
Frankl adalah seorang psikolog keturunan Yahudi. Ia dipenjara dalam kamp konsentrasi maut Nazi Jerman, tempat ia mengalami penderitaan akibat penyiksaan yang di luar batas-batas kemanusiaan. Orang tuanya, saudara laki-lakinya, dan juga isterinya meninggal di kamp konsentrasi tersebut atau dikirim untuk dibunuh di kamar gas.

Selain seorang saudara perempuannya, seluruh keluarganya telah terbunuh dalam insiden sejarah gelap umat manusia. Dia sendiri mengalami penderitaan akibat siksaan dan penghinaan yang tak terperikan, tanpa pernah tahu dari satu hari ke hari yang lainnya apakah ia akan berakhir di kamar gas atau di kuburan massal di depan algojo tembak tentara Nazi. Atau akankah dia berada di antara mereka yang selamat yang akan menyingkirkan mayat-mayat atau menyerok keluar abu mereka yang sudah menemui ajalnya. Inilah yang disebut oleh Frankl sebagai ”the last of the human freedom” atau kebebasan yang terakhir yang dimiliki oleh manusia, yaitu kebebasan untuk memilih dan menciptakan realitas yang kita inginkan dalam hidup ini.

Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh. Sayang, lebih banyak orang yang menganggap masalah sebagai sesuatu yang harus dihindari. Mereka tak mampu melihat betapa mahalnya mutiara yang terkandung dalam setiap masalah. Ibarat mendaki gunung, ada orang yang bertipe Quitters. Mereka mundur teratur dan menolak kesempatan yang diberikan oleh gunung.

Ada orang yang bertipe Campers, yang mendaki sampai ketinggian tertentu kemudian mengakhiri pendakiannya dan mencari tempat yang datar dan nyaman untuk berkemah. Mereka hanya mencapai sedikit kesuksesan tapi sudah merasa puas dengan hal itu.

Ada juga orang yang bertipe Climbers yaitu orang yang seumur hidupnya melakukan pendakian, dan tak pernah membiarkan apapun menghalangi pendakiannya. Orang seperti ini senantiasa melihat hidup ini sebagai ujian dan tantangan. Ia dapat mencapai puncak gunung karena memiliki mentalitas yang jauh lebih tinggi, mengalahkan tingginya gunung. Orang dengan tipe ini benar-benar meyakini apa yang pernah dikatakan Dag Hammarskjold, ''Jangan pernah mengukur tinggi sebuah gunung sebelum Anda mencapai puncaknya. Karena begitu ada di puncak, Anda akan melihat betapa rendahnya gunung itu.''
Dalam dunia pendaki gunung, mendaki dalam kondisi buruk merupakan ujian paling hebat bagi seorang manusia. Tanpa semangat juang tinggi, setiap pendaki akan merasa seakan mati sedikit demi sedikit saat berjuang dengan sia-sia melawan keganasan alam.

Inilah prinsip yang perlu kita ketahui pada saat mendaki gunung. Jika menghadapi badai (hujan atau salju) kita tidak boleh beristirahat karena diam atau beristirahat berarti mati. Kita harus tetap berjalan agar tetap bertahan hidup. Demikian pula dalam badai kehidupan, jika kita menyerah berarti mati. Kita harus tetap bergerak meskipun dalam keputusasaan.
Apa yang sesungguhnya membedakan seorang yang sukses dengan orang rata-rata? Bukan karena kepandaian, kekuatan, ataupun kekayaan yang dimilikinya, tetapi yang membuat seseorang sungguh-sungguh hebat adalah karena mereka mengetahui bagaimana caranya menanggung penderitaan yang tak terperikan dan bagaimana menahan yang tak tertanggungkan.

Sepanjang sejarah umat manusia, telah tertulis berbagai kisah manusia hebat yang mencapai tingkatan tertinggi dalam sejarah masyarakat dunia, seperti misalnya: Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, Soekarno, dan masih banyak kisah mereka yang berjuang dalam penderitaan yang luar biasa tetapi akhirnya keluar sebagai pemenang.

Seorang penulis buku terkenal John Gray pernah menulis: ”Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh. ” Jadi sebenarnya kesulitan hidup bukanlah akhir dari segalanya, melainkan justru permulaan bagi kita untuk naik ke taraf kehidupan yang lebih baik. Adalah kesempatan kita untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhan menganugerahkan kepada kita semua kemampuan dan kekuatan untuk bertahan dalam menghadapi penderitaan dan kesulitan yang sering kali sampai pada batas-batas daya tahan kita sebagai manusia. Namun jika kita tetap bisa bertahan dan memiliki keyakinan yang kuat, kita pasti dapat menahan penderitaan itu.

Seberat apa pun beban penderitaan yang kita alami, selama kita memilih untuk tetap bertahan dan fokus kepada impian-impian kita, tidak ada satu pun penderitaan atau kesulitan yang dapat menghalangi kita mencapai hal-hal terbaik yang kita impikan dalam kehidupan ini.
Kita tidak boleh mempunyai pikiran sedikit pun bahwa jika kita mengalami penderitaan yang sedemikian berat dan menekan, maka dunia kita akan berakhir. Dunia kita akan sungguh-sungguh berakhir jika kita menyerah dan diam dalam keputusasaan.

Apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini, Tuhan senantiasa turut bekerja untuk melepaskan saya dalam setiap kesulitan dan penderitaan. Sehingga dengan keyakinan tersebut saya bisa selalu mengucap syukur atas segala perkara yang terjadi dalam kehidupan saya.
Keyakinan atau iman inilah yang membuat saya terus bergerak, selangkah demi selangkah meskipun saya tidak bisa melihat ke mana jalan hidup saya menuju. Keyakinan akan pernyataan Tuhan memberi saya kekuatan untuk bergerak. Janji-Nya bahwa segala sesuatu adalah untuk mendatangkan kebaikan memberi saya harapan bahwa setiap langkah saya — sekecil apa pun – semakin mendekatkan diri saya pada rencanaNya yang terbaik untuk saya.

Kesulitan dan penderitaan janganlah membuat kita berhenti dan menyerah, karena jika kita berhenti maka berarti kematian.
Saya ada hari ini dan sedang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melakukan hal-hal besar bagiNya, semua karena penyertaannya dan komitmen saya untuk tidak mneyerah dengan kesulitan yang saya hadapi dalam hidup. Ingatlah saat anda berada diaatas gunung, maka anda akan melihat segala sesuatu dengan indah. Jangan menyerah dan teruslah maju.
Pengalaman Ibarat Sang Pendaki Gunung , Seorang pendaki sejati tak bosan-bosannya mendaki gunung yang sama berkali-kali.

Mengapa?

Karena ia tahu bagaimana menikmati setiap titian pendakian.
Baginya, tak pernah ada halimun dan kabut yang sama.(…Di Grippa ada juga nama angkatan yg. memakai  nama Halimun & Kabut …)
Semak dan pepohonan selalu berganti warna.
Awan senantiasa menampakkan lekuk-lekuk baru.

Dan, puncak gunung pun memberikan reguk kebahagiaan yang belum pernah dirasakan.
Kita mungkin telah melalui jalan yang sama antara rumah dan kantor selama bertahun-tahun.
Maukah anda, dalam satu minggu ke depan, menjadikannya sebagai petualangan pribadi seperti pendaki gunung diatas ?

Bila ya, . . . . .amati setiap jarak yang anda tempuh.
Lihatlah wajah-wajah yang anda temui di jalan.
Pepohonan dan daun-daun ditaman kota.
Kios, warung dan toko.

Sinar matahari yang terpantul di kaca gedung tinggi.
Gumpalan asap mobil.
Coretan di tembok-tembok kota.
Apa saja!, semua yang anda jumpai.

Berikan perhatian.
Namun, jangan masukkan kedalam hati demi sebuah penilaian.
Nikmati saja petualangan ini tanpa perlu mengukur baik-buruknya semua itu.
Terima saja ia adanya.

Dan, saat memasuki ruang kerja, bolehlah anda anggap tiba di puncak pendakian.
Maka, kata bosanpun bisa kita lupakan dalam rutinitas sehari-hari.
 (Sumber dMAKER International)


by: Yudi Gollert Grippa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar