Random Post

SWA GRIPPA Adalah Organisasi Pencinta Alam Yg. Mempunyai Jiwa Kemandirian Dan Peduli Terhadap Sosial Kemasyarakatan Juga Lingkungan

About The Author

Selamat Datang Di Blog Keluarga Besar Pencinta Alam SWA GRIPPA
SWA GRIPPA LOGO, SWA GRIPPA LOGO KBPSG, KBPSG Gondrong Grippa, Gondrong Grippa Herry Alam, Dewan Pembina Grippa Grippa Bunglon Hideung, Angkata Pertama Gua Pawon, Gua Pawon Angkatan Halimun Sayang Kaak, Halimun Sayang Kaak Boy,Gol,Lan, Instruktur Handal Grippa Halimun Sayang Kaak Gollert Grippa, Gollert Grippa Grippa Style, Grippa Style Light Grippa, Light Grippa

WARTA BERITA

« »
« »
« »
Get this widget

Musikku

Sabtu, 03 November 2012

GUNUNG GEDE - PANGRANGO

GUNUNG GEDE ( 2.958m.dpl ) DAN GUNUNG PANGRANGO ( 3.019m.dpl )


Gunung Gede dan Gunung Pangrango terletak di Jawa Barat, dan dalam pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGP), yang didirikan pada tanggal 6 Maret 1980, yang meliputi areal seluas 15.196 ha. Puncak-puncaknya terlihat dari Cibodas, Cianjur dan Sukabumi. Gunung Pangrango berbentuk segitiga runcing dan merupakan gunung api yang sudah mati, sedangkan Gunung Gede, yang merupakan gunung berjenis Strato, berbentuk kubah dan merupakan gunung api yang masih aktif.
Berwisata ke Taman Nasional Gede-Pangrango ini merupakan wisata alam yang sangat menyenangkan. Selain wisata pendakian, kita bisa menjumpai banyak air terjun, hutan alam, kawah berapi, padang bunga Eidelweis Jawa, Taman bung Cibodas, sumber air panas dan juga wisata pengamatan burung. Kawasan TNGP dijumpai tak kurang 300 lebih jenis burung, mendekati duapertiga dari jenis burung yang ada di Jawa.
Gunung Gede-Pangrango termasuk gunung-gunung yang sering didaki, karena transportasinya yang mudah serta dekat dengan Bandung dan Jakarta. Gunung Gede dan Gunung Pangrango dapat dicapai dari Cibodas, Gunung Putri ( Sukatani-Cipanas), serta dari Salabintana di Sukabumi. Jalur pendakian dari Cibodas adalah jalur yang paling popular, dan jalur gunung Putri adalah jalur terdekat ke gunung Gede, sementara jalur Salabintana yang merupakan jalur terpanjang dan tersulit. Bagi pendaki diusahakan agar tidak melewati jalur ini karena rawan longsor.


Cibodas dan Kebun Raya Cibodas
Dari arah Bandung naik bis jurusan Cianjur / Bogor Via Puncak, dari arah Bogor / Jakarta naik bis jurusan Cianjur / Bandung, via Puncak, dan turun di jalan masuk Cibodas (pertigaan Cimacan) yang terletak 2 Km arah barat dari Cipanas. Dari sini kita kita naik minibus ke pintu Kebun Raya Cibodas, sejauh 5 km. Keperluan logistic bisa kita penuhi di pasar Cibodas yang terletak berdekatan dengan Wisma Cinta Alam dan gerbang.
Di pasar Cibodas ini kita berbelanja sayur mayur dan buah-buahan segar dengan harga terjangkau. Persediaan air dapat kita siapkan di Cibodas ini, dan disepanjang pendakian air dapat dengan mudah kita peroleh di Talaga Biru, Air Terjun Cibeureum, Kandang Batu dan Kandang Badak.
Di Wisma Cinta Alam yang terletak disebelah kanan gerbang, terdapat kantor Taman Nasional Gede-Pangrango, dimana kita dapat mengurus ijin untuk pendakian. Buku pandu Taman Nasional Gede-Pangrango yang cukup lengkap dan disertai peta-peta bisa diperoleh disini. Di Wisma Cinta Alam terdapat fasilitas bermalam yang memadai dengan tarif yang relative terjangkau, tetapi kitapun bisa mendirikan tenda disekitar tempat ini atau juga di bumi perkemahan di dalam kawasan Kebun Raya Cibodas. Di Cibodas juga banyak terdapat penginapan dari yang murah sampai yang relatif mahal, selain banyak juga rumah penduduk yang disewakan.

JALUR CIBODAS ( Cianjur )
Perjalanan dimulai melalui sebelah pintu gerbang Kebon Raya Cibodas ( 1.425 m.dpl ), dengan mengikuti jalan disamping lapangan golf, dan kemudian kita berbelok kekiri, sedikit mendaki dan menjumpai Kantor Resort TNGP Cibodas, yang merupakan gerbang TNGP, dimana kita mendaftar dan membayar ticket masuk. Kita kemudian mengikuti jalan setapak yang sudah diperkeras, dan disepanjang perjalanan dipenuhi rambu dan pal kilometer yang memudahkan perjalanan. Kita menuju Kandang Badak dan melalui hutan tropika yang indah. Kira-kira 1.5 km perjalanan dari gerbang, kita akan dapati sebuah danau kecil yang dinamakan Telaga Biru (1.500 m.dpl)
Kemudian akan kita jumpai Rawa Gayang Agung (1.600 m.dpl), yang merupakan padang rumput dan tanaman perdu. Pada ketinggian 1.628 m.dpl, kita akan sampai pada pertigaan yang dinamakan Panyancangan Kuda, kira-kira 1 jam perjalanan dari gerbang (km, 2,3). Berjalan kira-kira 10 menit dari Panyancangan Kuda kearah kanan, akan kita jumpai Air Terjun Cibeureum yang indah. Air terjun Cibeureum (1.675 m,dpl) tingginya antara 40-50 meter, terdiri dari air terjun utama ( Curug Cidengdeng ), juga ada dua air terjun yang lebih kecil ( Curug Cikundul dan Curug Ciwalen ). Air terjun ini juga salah satu tempat wisata yang paling sering dikunjungi dikawasan TNGP. Bila kita ingin memasuki kawasan air terjun Cibeureum harus membeli tiket masuk.
Selanjutnya kita sampai di Batu Kukus ( 1.820 m.dpl ), dimana dapat kita jumpai sebuah pondok untuk berteduh…..”penulis ditempat ini sempat beristirahat tertidur bermimpi ditemui seorang pendaki perempuan yg ternyata dua hari yang lalu beliau wafat ketika mendaki, tepat diistirahatkan sementara  dimana tempat saya tertidur ….sekedar mengenang penulis saja th 1992”….oke kita lanjut lur. Berjalan sampai pada ketinggian 2.150 m.dpl ( kira-kira 2.5 jam perjalanan dari gerbang ), kita akan sampai pada Pondok Pemandangan, dimana kita bisa beristirahat dan menikmati pemandangan sekitar. Hanya 5 menit berjalan dari pondok ini kita akan menjumpai Air Panas yang berasal dari sumber dekat kawah Gunung Gede, dimana suhu air dapat mencapai 50.C.

Perjalanan kira-kira 3.5 jam dari gerbang, kita akan sampai di Kandang Batu atau Lebak Saat ( 2.220 m.dpl ). Ditempat ini banyak dijumpai batu yang berasal dari letusan Gunung Gede. Disini juga dapat dijumpai sebuah sumber air, juga tanah datar dimana kita bisa mendirikan tenda.
Setelah 4 jam perjalanan dari gerbang, kita akan sampai di Kandang Badak ( 2.395 m.dpl ), dimana terdapat jalan bercabang, Yang kekiri menuju puncak Gunung Gede ( 2 km lagi, 2 jam perjalanan ), sedang yang kekanan menuju ke puncak Pangrango ( 3 km lagi, 3 jam perjalanan ). Di Kandang Badak juga terdapat sumber air dan kita dapat berkemah. Kandang Badak berupa dataran yang terletak pada punggungan yang menghubungkan Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Disini kita bisa menginap di shelter yang sudah bagus.
Puncak Pangrango terletak dalam hutan berlumut, jadi kita tidak bisa melihat pemandangan yang menarik, tetapi jika kita turun sedikit kearah barat terdapat hamparan Edelweis Jawa yang indah di area seluas 5 Ha, yang disebut Alun-alun Mandalawangi.
Dalam perjalanan ke Gunung Gede dari kandang badak, pada ketinggian 2.475 m.dpl akan kita jumpai persimpangan kekiri menuju kawah gunung Gede. Kawah Lanang akan kita jumpai disisi kiri jalan setapak ini, sementara Kawah Ratu ( 2.750 m.dpl ) dan Kawah Wadon disebelah kanan. Disekitar kawah ini akan kita jumpai bunga Edelweis Jawa, dan kadang juga burung Rajawali Jawa ( Spizaetus Bartelesi ) yang terbang melintasi kawah.
Mendekati puncak Gunung Gede pepohonan semakin berkurang, kemudian hanya lahan gersang yang belum ada tumbuhan, hal ini diakibatkan kegiatan kawah berapi Gunung Gede, yang seringkali mengeluarkan gas berbau belerang. Sesampai dipincak Gunung Gede kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah karena kita bisa melihat kawah-kawah disekitar puncak, Gunung Pangrango dan Gunung Gumuruh serta pemandangan kota-kota, gunung-gunung di Jawa Barat, dan Selat Sunda di kaki-kaki langit.
Dari puncak Gunung Gede bila kita turun kearah tenggara kira-kira 1 jam perjalanan, kita akan menjumpai dataran seluas 50 Ha yang terletak diantara Gunung Gede dan Gunung Gumuruh, yang sebagian besar dataran ditutupi ole bunga Edelweis jawa, tempat ini dinamakan Alun-alun Surya Kencana ( 2.800 m.dpl ). Tempat ini sangat disukai oleh para pendaki sebagai tempat berkemah hingga Upacara 17 Agustus ( Hut RI ). Pada musim hujan, disini terdapat mata air.
Dari Alun-alun Surya Kencana kita dapat meneruskan perjalanan turun kearah kiri ( Utara ) menuju pos Gunung Putri di Cianjur atau kearah kanan ( Selatan ) menuju Salabintana di Sukabumi.

JALUR GUNUNG PUTRI ( Cianjur )
Untuk mencapai pos Gunung Putri sebagai awal pendakian, dari arah Bandung naik bis jurusan Cianjur / Bandung, begitupun dari arah Bogor atau Jakarta, dan turun di pasar Cipanas. Perbekalan pendakian sebaiknya kita persiapkan di Cipanas ini. Di Cipanas terdapat Istana Musim Panas Kepresidenan yang indah. Penginapan banyak terdapat di Cipanas, yang juga merupakan kawasan wisata dengan sumber air panasnya yang terkenal.
Dari terminal Cipanas kita naik minibus ke desa Sukatani, sejauh 4.5 km. Di desa ini terdapat Kantor Resort TNGP Gunung Putri, dimana kita meminta keterangan. Air bisa kita peroleh didesa ini. Kemudian kita meneruskan perjalanan dengan meninggalkan desa, sejauh 200 meter melewati perladangan dan akan kita jumpai Pondok Jaga Taman Nasional Gede-Pangrango, dimana kita melaporkan pendakian dan membeli tanda/ticket masuk.
Di pos jaga yang telah dilengkapi pasilitas listrik ini, kita bisa bermalam, dengan biaya sukarela saja. Tetapi pada hari-hari libur Pondok Jaga ini sering penuh, dan kita bisa bermalam dirumah-rumah penduduk, untuk itu bisa menghubungi petugas ( kepala resort TNGP Gunung Putri ).
Pendakian kita mulai di pos jaga Gunung Putri ( 1.450m.dpl ), melewati perladangan, kemudian kita melewati hutan pinus yang merupakan hutan produksi yang dikelola oleh KPH Perhutani Cianjur dimana kita akan menyebrangi sungai kecil. Medan mulai sulit dan terjal, selanjutnya kita akan memasuki hutan tropika, dan pada ketinggian 1.850 m.dpl, kita sampai di Tanah Merah, dimana kita akan jumpai sebuah Pos Penerangan Taman Nasional Gede-Pangrango yang sudah tidak terpakai.
Di perjalanan kita melewati Legok Lenca ( 2.150 m.dpl ) dan Buntut Lutung ( 2.300 m.dpl ), serta akan menemui dua buah pondok masing – masing di Lawang Seketeng ( 2.500 m.dpl ) dan di Simpang Maleber ( 2.625 m.dpl ) jalur mulai curam disekitar Laang Seketeng ini, dan Simpang Maleber terdapat simpangan jalan kekiri, tetapi kita harus mengambil jalur lurus untuk menuju Alun-alun Surya Kencana.
Dari simpang Maleber kita terus mendaki, sampai mencapai sebuah Pondok di Alun-alun Timur ( 2.800 m.dpl ). Kemudian kita akan melewati Padang Rumput dan Padang Bunga Edelweis Jawa alun-alun Surya Kencana.

JALUR SALABINTANA ( Sukabumi )
Jalur Salabintana adalah jalur yang paling panjang, curam, menantang sekaligus melelahkan. Sejak bulan Desember 1995 jalur ini ditutup, karena terdapat longsoran. Demi keselamatan, sebaiknya jalur ini di pilih bila kita sudah cukup berpengalaman, atau dengan pemandu yang handal. Salabintana terletak 7 km dari Sukabumi. Perbekalan pendakian sebaiknya kita penuhi di Sukabumi.
Salabintana ( 960 m.dpl )merupakan kawasan wisata alam, dan banyak dijumpai hotel dan penginapan, juga rumah penduduk yang disewakan. Kawasan Salabintana ini menjadi alternative bagi kawasan wisata Puncak-Ciloto-Cipanas yang sudah sangat padat. Terdapat hotel Salabintana yang merupakan hotel terbesar dengan fasilitas kolam renang dan lapangan golf.
Di Salabintana terdapat Air Terjun Cibeureum, tingginya 70 meter dan Air Terjun Curug Sawer tingginya 30 meter yang merupakan air terjun tertinggi dan terindah dikawasan TNGP.
Kalau kita ingin menikmati pemandangan yang indah di Situ Gunung, dari Sukabumi kita naik angkot No.8 sejauh 4 km ke Cisaat dan dari Cisaat naik jurusan Cijagung sejauh 8 km. Dari sini kita perlu berjalan 1,5 km, atau dengan ojeg untuk sampai dipinggir danau.
Untuk mencapai Salabintana, dari terminal Sukabumi kita naik angkot turun di Bhayangkara, dilanjutkan dengan angkot jurusan Salabintana dan turun di hotel Salabintana. Kita harus berjalan lagi 45 menit melintasi jalan setapak dan perkebunan the ‘ Goalpara ‘, untuk mencapai Pos Resort TNGP Salabintana. Pos ini bisa dicapai langsung dengan mobil, atau dari Sukabumi kita bisa mencarter angkot. Dekat pos terdapat Bumi Perkemahan dan yang sangat menarik adalah Air Terjun Salabintana, yang merupakan air terjun paling tinggi dikawasan TNGP.
Setelah melapor ke Pos Pesort TNGP Salabintana, kita mulai mendaki melalui hutan alam selama 20 menit dan sampai di Pos Citinggar ( 1.000 m.dpl ). Selanjutnya jalan mulai menanjak dan curam, dan kita akan melewati Citinggar Barat ( 1.175 m.dpl ). Dari sini medan semakin curam, dan kita melalui daerah dimana sekarang terdapat longsoran, Cigeber ( 1.300 m.dpl ) dan akan sampai di Cileutik ( 1.500 m.dpl ). Dari Pos Salabintana menuju Cileutik ini diperlukan waktu 5-6 jam, dan diperlukan 4 jam lagi melalui punggungan lereng selatan yang berbatu, untuk sampai dipunggungan antara Gunung Gede dan Gunung Gumuruh. Dari punggungan ini kita turun dengan elevasi sekitar 200 m untuk mencapai Alun-alun Surya Kencana.

Catatan  :
Jalur yang dianjurkan adalah Cibodas – Kandang Badak – Gunung Pangrango – Kandang Badak – Gunung Gede – Alun-alun Surya Kencana – Gunung Putri , dan berkemah di Kandang Badak atau Alun-alun Surya Kencana. Total perjalanan adalah 19 jam, dan sebaiknya berangkat sepagi mungkin dari Cibodas ( jam 05.00 WIB ). Dengan meleati jalur Gunung Putri ini kita akan menghindari kebosanan pada waktu turun, dan sekaligus mengenal jalur, untuk pendakian dikesempatan lain. Jalur salabintana juga bisa dipilih, tetapi jaraknya lebih jauh, sulit dan berbahaya bila belum berpengalaman atau tidak dipandu. Untuk pendaki Gunung Gede – Pangrango terlebih dahulu kita meminta ijin dan membeli tanda masuk di Taman Nasional Gunung Gede – Pangrango di Cibodas, dengan alamat : Jl. Raya Cibodas – Jawa Barat Tlp/Fax.No.0255-512776, atau Pos Resort TNGP di Cibodas, Gunung Putri atau Salabintana. Sebisa mungkin kita sudah mengurus ijin sebelum hari pendakian, atau maksimal 3 hari sebelum pendakian pada jam kerja.
Guna mengurangi resiko dan lebih menikmati pendakian, lebih baik gunakan Pemandu, atau porter yang merangkap pemandu, tarifnya terjangkau. Dijalur pendakian, banyak simpangan jalan setapak yang memungkinkan kita tersesat.

By : Gollert Grippa
Sumber Grippa Expedition Kabut Badai 1992, Joko Glemboh Puriadi dan Kodama Shigeru






Tidak ada komentar:

Posting Komentar