KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

Grippa

Minggu, 24 Maret 2013

KESULITAN & PENDAKI GUNUNG


Kisah yang luar biasa yang menggambarkan betapa manusia memiliki kekuatan bertahan (the power of survival) yang luar biasa adalah kisah tentang ahli jiwa terkenal, Victor Frankl.
Frankl adalah seorang psikolog keturunan Yahudi. Ia dipenjara dalam kamp konsentrasi maut Nazi Jerman, tempat ia mengalami penderitaan akibat penyiksaan yang di luar batas-batas kemanusiaan. Orang tuanya, saudara laki-lakinya, dan juga isterinya meninggal di kamp konsentrasi tersebut atau dikirim untuk dibunuh di kamar gas.

Selain seorang saudara perempuannya, seluruh keluarganya telah terbunuh dalam insiden sejarah gelap umat manusia. Dia sendiri mengalami penderitaan akibat siksaan dan penghinaan yang tak terperikan, tanpa pernah tahu dari satu hari ke hari yang lainnya apakah ia akan berakhir di kamar gas atau di kuburan massal di depan algojo tembak tentara Nazi. Atau akankah dia berada di antara mereka yang selamat yang akan menyingkirkan mayat-mayat atau menyerok keluar abu mereka yang sudah menemui ajalnya. Inilah yang disebut oleh Frankl sebagai ”the last of the human freedom” atau kebebasan yang terakhir yang dimiliki oleh manusia, yaitu kebebasan untuk memilih dan menciptakan realitas yang kita inginkan dalam hidup ini.

Sabtu, 10 November 2012

MAKNA PENCINTA ALAM


PENCINTA ALAM

Seandainya pohon bisa memberontak dan bicara tentunya ia bakal menjerit ketika ditebang, seadainya satwa liar itu bisa bicara tentunya ia bakal menyelamatkan hidupnya, namun kita sebagai manusia punya mulut, hati, telinga, otak malah diam saja melihat, mendengar jeritan-jeritan alam yang rusak ditangan kerakusan spesies manusia seperti kita ini. Apakah kita bangga dengan kekuasaan kita sendiri sementara kita telah melakukan bunuh diri secara perlahan bersama-sama oleh perbuatan kita sendiri.
Sebelum kita membahas pencinta alam dan kegiatannya mari kita pahami betul apa epistemologi dari “Pencinta Alam”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Cinta mempunyai empat makna, yakni, [1] ‘suka sekali’ ; ‘sayang benar’ ; [2] ‘kasih sekali’ ; terpikat’ ; terpikat ; [3] ‘ingin sekali’ ; berharap sekali ; ‘rindu’ ; dan [4] ‘susah hati ; risau’ (1993 -190). Yang artinya pencinta diberi makna ‘orang yang suka akan’ (h191). Selain itu kata alam yang diserap dari bahasa Arab, di Indonesia berkembang sehingga mempunyai tujuh makna. Ketujuh makna itu ialah [1] ‘segala ada yang dilangit dan dibumi’ ; [2] ‘lingkungan dan kehidupan’ ; [3] ‘segala sesuatu yang termasuk dalam satu lingkungan dan dianggap satu lingkungan dan dianggap sebagai satu keutuhan’ [4] ‘segala daya yang menyebabkan terjadinya dan seakan-akan mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini [5] ‘yang bukan buatan manusia’ ; [6] ‘dunia’ ; dan [7] ‘kerajaan ; daerah ; negeri ‘ (h.22). Kalau kedua kata tersebut digabung maka arti dari pencinta alam adalah ‘orang yang sangat suka akan alam’.

Selasa, 06 November 2012

GUNUNG CIREMAI


GUNUNG CIREMAI ( 3.078 m.dpl )


Gunung Ciremai merupakan gunung berapi yang masih aktif dan bertepi  starto. Memiliki dua kawah utama, Kawah Barat dan Kawah Timur, serta kawah letusan kecil Gua Walet. Gunung ini memiliki keistimewaan tersendiri bila dibandingkan dengan gunung-gunung lainnya di pulau jawa, seperti juga Gunung Slamet, gunung ini terpisah dari gunung-gunung tinggi lainnya, tetapi gunung Ciremai ini lebih dekat dengan laut jawa. Kegiatannya yang terakhir tercatat pada tahun 1973, berupa gempa tektonik yang cukup kuat.
Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Dapat didaki dari arah timur melalui Linggarjati (580 m.dpl), dari arah selatan melalui Palutungan (1.227 m.dpl), dari arah barat melalui Maja ( lewat Apui dan lewat Argalingga ). Jalur Linggarjati dan jalur Palutungan adalah jalur yang paling banyak dilalui, dan merupakan jalur yang dianjurkan oleh pihak Perhutani pengelola kawasan hutan disekitar Gunung Ciremai.
Desa Linggarjati ini terdapat penginapan yang bertarif mahal ( Hotel Linggarjati Tlp.0232-63185, Pasanggrahan dikawasan Taman Wisata Linggarjati Indah Tlp. 0232-63188 dan Siliwangi Park resort Tlp. 0232-53006 ). Walau begitu kita bisa dengan mudah mendapatkan tempat bermalam di balai desa atau dirumah-rumah penduduk, dengan biaya sukarela saja.  Walaupun warung-warung juga tersedia, bila bermalam dirumah-rumah penduduk ini, kita bisa memasak sendiri.
Desa Linggarjati merupakan desa yang bersejarah, dimana kita bisa mengunjungi Gedung Linggarjati, yang dijadikan museum untuk mengenang perjanjian Linggarjati yang dilaksanakan tahun 1946. Setelah pendakian, bila ingin menikmati air panas yang alami, kita bisa menuju desa Sangkan Hurip, ± 4km kea rah timur LInggarjati, dimana terdapat pemandian air panas yang mengandung  yodium, berbeda dengan tempat lain yang biasanya mengandung belerang. Kita juga berwisata di Taman Wisata Linggarjati Indah, dimana tersedia fasilitas kolam renang.

JALUR LINGGARJATI ( Kuningan )
Jalur pendakian dari Linggarjati ini sangat jelas, karenanya menjadi pilihan utama para pendaki. Disbanding dengan jalur lain, jalur Palutungan misalnya, jalur Linggarjati ini lebih curam dan sulit, dengan kemiringan sampai 70 derajat. Dijalur ini air hanya terdapat di Cibunar.
Dari desa Linggarjati berjalan lerus, kurang lebih ½ jam, mengikuti jalan desa melewati hutan pinus, kita akan sampai di Cibunar (750 m.dpl). Disini kita menjumpai jalan bercabang, kearah kiri menuju sumber air dan lurus kearah puncak. Kalau tidak bermalam di desa Linggarjati, kita bisa berkemah di Cibunar ini, namun jangan kaget bila berkemah di Cibunar kadang setiap malam suka ada suara tertawa diatas pohon, tapi jangan takut itu hanya seekor burung hantu yang bisa menirukan suara tertawa manusia. Persediaan air hendaknya dipersiapkan disini untuk perjalanan pulang pergi, karena setelah ini tidak ada lagi mata air.

Sabtu, 03 November 2012

GUNUNG GEDE - PANGRANGO

GUNUNG GEDE ( 2.958m.dpl ) DAN GUNUNG PANGRANGO ( 3.019m.dpl )


Gunung Gede dan Gunung Pangrango terletak di Jawa Barat, dan dalam pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGP), yang didirikan pada tanggal 6 Maret 1980, yang meliputi areal seluas 15.196 ha. Puncak-puncaknya terlihat dari Cibodas, Cianjur dan Sukabumi. Gunung Pangrango berbentuk segitiga runcing dan merupakan gunung api yang sudah mati, sedangkan Gunung Gede, yang merupakan gunung berjenis Strato, berbentuk kubah dan merupakan gunung api yang masih aktif.
Berwisata ke Taman Nasional Gede-Pangrango ini merupakan wisata alam yang sangat menyenangkan. Selain wisata pendakian, kita bisa menjumpai banyak air terjun, hutan alam, kawah berapi, padang bunga Eidelweis Jawa, Taman bung Cibodas, sumber air panas dan juga wisata pengamatan burung. Kawasan TNGP dijumpai tak kurang 300 lebih jenis burung, mendekati duapertiga dari jenis burung yang ada di Jawa.
Gunung Gede-Pangrango termasuk gunung-gunung yang sering didaki, karena transportasinya yang mudah serta dekat dengan Bandung dan Jakarta. Gunung Gede dan Gunung Pangrango dapat dicapai dari Cibodas, Gunung Putri ( Sukatani-Cipanas), serta dari Salabintana di Sukabumi. Jalur pendakian dari Cibodas adalah jalur yang paling popular, dan jalur gunung Putri adalah jalur terdekat ke gunung Gede, sementara jalur Salabintana yang merupakan jalur terpanjang dan tersulit. Bagi pendaki diusahakan agar tidak melewati jalur ini karena rawan longsor.

Kamis, 25 Oktober 2012

GUNUNG BERAPI DI INDONESIA


Gunung api atau yang lebih lazim disebut dengan Gunung Berapi, merupakan gunung yang masih aktif melakukan aktivitas letusan atau suatu permukaan bumi yang menonjol yang mempunyai kekuatan dari dalam untuk mengeluarkan material yang terkandung didalamnya yang disertai dengan awan panas. Letusan gunung api sudah lama dikenal. Penemuan fosil manusia purba yang tertimbun oleh batuan sisa gunung api yang pernah meletus pada jaman dahulu dapat menjadi suatu bahan bukti akan hal tersebut.
Letusan gunung api merupakan suatu gejala alam yang menakutkan dan amat berbahaya. Kepunahan sekelompok manusia dan kehidupannya pada masa lampau seringkali disebabkan bencana alam yang hebat, diantaranya gunung api. Hal ini ditunjukan ditemukannya fosil-fosil manusia purba dan peninggalan-peninggalan zaman purbakala yang tertumpuk batuan dan tanah.
Walaupun gunung api merupakan sumber dari bahaya yang besar, yang merugikan tetapi dilain hal gunung api juga memberi banyak manfaat. Lapukan batuan gunung api mendatangkan kesuburan bagi tanaman, mineral-mineral yang masih segar yang membawa abu gunung api, seolah-olah merupakan pupuk yang tak henti-hentinya ditabur dari langit. Selain kesuburan tanah, gunung api juga mempunyai arti penting bagi kehidupan .
  1. Sebagai Tempat Wisata, Gunung api mampu menyuguhkan kepada kita keadaan alam yang unik. Topografinya yang menjulang memberikan kepada kita pemandangan yang luas didaerah sekitarnya. Contohnya gunung Bromo, matahari terbit disini amat menakjubkan karena dapat dipandang lepas dari ketinggian, lalu dipuncak gunung api kita bisa menyaksikan alam yang gersang, berbatu-batu, alam yang keras. Sangat berbeda dengan pemandangan yang lembut, yang terdapat disekitarnya. Dikaki dan lereng gunung api lubang kawah yang manganga yang ditingkahi dengan letupan-letupan yang tak kenal henti membuat setiap insan bergetar, bau belerang yang menyeruak kesegaran hawa pegunungan akan memberikan kenangan tersendiri kepada setiap pendaki atau wisatawan.

Jumat, 12 Oktober 2012

Angkatan 3 "GUA PAWON"

Angkatan Ke-3 Pencinta Alam SWA GRIPPA Dengan Nama Angkatan " GUA PAWON "

GUA PAWON diambil dari nama sebuah gua yang terletak di wilayah padalarang, tepatnya di sebuah gunung batu padalarang dimana lokasi tersebut tempat para pencinta alam melaksanakan kegiatan alam bebas untuk panjat tebing, kegiatan Pradik & Diklatdas dimulai Tgl. 08 s/d 20 Desember 1993, jumlah peserta   didik  sebanyak 22 orang, sehubungan dengan sesuatu hal 12 orang peserta didik tidak dapat melanjutkan pendidikan, sehingga peserta didik yang lolos menjadi anggota Pencinta Alam SWA GRIPPA sebanyak 10 orang diantaranya  : 
  1. Arif Setiawan, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Kukuh " Nrp. SG.03-036/GP-93
  2. Usen Nugraha, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Chodeath " Nrp.SG.03-037/GP-93
  3. Yeni Herawati, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Shaluth " Nrp.SG.03-038/GP-93
  4. Lili Firdianty, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Thandu " Nrp.SG.03-039/GP-93
  5. Didin Muhyidin, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Ngengesh "Nrp.SG.03-040/GP-93
  6. Sofhian Abd. S, dengan nama rimba SWA GRIPPA  " Olabh "Nrp.SG.03-041/GP-93
  7. Yayah Mintarsih, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Lecceth " Nrp.SG.03-042/GP-93
  8. Joko Prastowo, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Khodja " Nrp. SG.03-043/GP-93
  9. Asep Hermansyah, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Chepoth " Nrp. SG.03-044/GP-93
  10. Haris Sobirin, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Loekoeth " Nrp.SG.03-045/GP-93
Demikianlah sekilas info tentang angkatan ke-3 " GUA PAWON " Pencinta Alam SWA GRIPPA, salam lestari buat kurawa GUA PAWON.








         
          By Gollert 027

Kamis, 11 Oktober 2012

Angkatan 2 "KABUT BADAI"

Angkatan Ke-2 Pencinta Alam SWA GRIPPA Meliputi Dua Gelombang / Angkatan.

Angkatan pertama pada angkatan 2 Pencinta Alam SWA GRIPPA dengan nama angkatan " KABUT BIRU / BADAI " yang pada saat itu kegiatan pendidikan dasar dari hari pertama sampai akhir  diselimuti guyuran hujan deras  yang disertai kabut dan badai, Pradik & Diklatdas dilaksanakan pada Tgl. 8 s/d 24 November 1992, dengan diikuti peserta didik sebanyak 15 orang, namun pada kesempatan pendidikan lapangan 5 orang peserta didik mengundurkan diri sehingga yg mengikuti tinggal 10 orang, karena sesuatu hal di akhir masa Diklatdas satu orang peserta didik tidak bisa melanjutkan pendidikan pula, sehingga jumlah peserta tinggal 9 Orang, adapun peserta didik yang lolos menjadi anggota SWA GRIPPA antara lain :
  1. Yudi Aprl, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Gollert " Nrp. SG.02-027/KB-92
  2. Ikhsan Sukri, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Cheriel " Nrp. SG.02-023/KB-92
  3. Ahmad Syam, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Ogox's " Nrp. SG.02-024/KB-92
  4. Andri Siregar, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Ageum " Nrp. SG.02-026/KB-92
  5. Dadan Hamdani, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Nashib " Nrp. SG.02-030/KB-92
  6. Siti Maelah, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Bunga " Nrp. SG.02-031/KB-92
  7. Sulaeman, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Keraks " Nrp. SG.02-032/KB-92
  8. Dolen Tambunan, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Onzay " Nrp. SG.02-034/KB-9
Angkatan kedua pada angkatan 2 Pencinta Alam SWA GRIPPA dengan nama angkatan " BRINGIN TUNGGAL " yang pada saat itu kegiatan pendidikan dasar seluruh siswa didik mengalami kesurupan di lokasi dimana terdapat sebuah pohon beringin besar tua, lokasi tersebut berada di kaki gunung Burangrang, yaitu daerah " Legok Haji ", Pradik & Diklatdas dilaksanakan pada Tgl. 9 s/d 24 Januari 1993, dengan diikuti peserta didik sebanyak 10 orang, namun yang berhasil / lolos menjadi anggota SWA GRIPPA sebanyak 5 orang, diantaranya :

  1. Sutanto, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Chimeuy " Nrp. SG.02-028/BT-92
  2. Rahmat Solihin, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Lecke " Nrp. SG.02-025/BT-92
  3. M. Mulya Sujana, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Djarink " Nrp. SG.02-035/BT-92
  4. Evy Sulvianto, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Allay " Nrp. SG.02-033/BT-92
  5. Siti Rokayah, dengan nama rimba SWA GRIPPA " Gheret " Nrp. SG.02-029/BT-92
Begitulah kawan sekilas info angkatan ke-2 Pencinta Alam SWA GRIPPA, " Kabut Badai & Bringin Tunggal ".

Salam Rimba buat angkata ke-2 Grippa.


By : Gollert