KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

KELUARGA BESAR PENCINTA ALAM MAHASISWA (PALAWA) SWA GRIPPA

SWA GRIPPA adalah organisasi pencinta alam yang mempunyai jiwa kemandirian dan peduli terhadap sosial kemasyarakatan serta lingkungan.

Grippa

Minggu, 28 April 2013

MENGENANG AYAHANDA & IBUNDA TERCINTA



Ketika pagi senentiasa masih menyisakan mbun,
Gigil angin dan gema pahit getah kamboja semakin menyngat,
Juga mayang-bayang malam yang kelabu,
Melukiskan lelehan sepotong hari tuamu,
Diantara lalu gerimis dalam dekapan sunyi,
Diatas sayatan kisah yang kau iris,
Yang menyempurnakan lembaran kisah dengan tangis.....

Sebuah pagi yang dipenuhi aroma kenanga,
Menuliskan perihku dengan berhelai-helai air mata,
Dijendela,fajar layu,hari-hari membiru,
Berlindung dalam gores waktu menorehkan pedih rindu,

Abi...Umi...!!!
Demikian Jauh kan lambai jariku,
Menggapai upuk hatimu?
Ketika jasadmu yang semakin mengaku hingga membeku...

Sayup-sayup masih ku dengar tawamu di sini,
Mengirimkan sunyi pada puncak harimu,

Masihku dengar Abi...Umi...!!!
Pada rengkuhan kata-kata akhirmu,
Yang terus berkisah dan berkisah,
Menyiram sepasang mataku dengan segelas gerimis jerit yang membasahi bathinku,
Kulihat jejakmu t'lah kau sandarkan mengiring diantara waktu,
Segalanya t'lah dipisahkan bermil yang fana...!

Dihening kamarmu,
Kukenang kembali gigitan nyamuk di lenganmu,
Dikursi reotmu yang semakin usang,
Kukenang lelahmu menyandarkan letih,
Diam-diam mencoretkan garis panjang kenagan dan mengabadikan dalam serangkaian album tuamu...!?











       
      Ananda Yudi Gollert






Kamis, 04 April 2013

Angkatan 8 "WARINGIN PALASARI & LEUWI JURIG"

Angkatan Ke-8 Pencinta Alam SWA GRIPPA Meliputi Dua Gelombang / Angkatan.

Angkatan gelombang pertama pada angkatan 8 Pencinta Alam SWA GRIPPA dengan nama angkatan " WARINGKAS PALASARI " Palasari diambil dari lokasi diklatdas disebuah lembah perbukitan yg ada di kaki gunung Burangrang, Pradik & Diklatdas dilaksanakan pada Tgl. 28 November s/d 13 Desember 1998, dengan diikuti peserta didik sebanyak 15 orang, namun pada kesempatan pendidikan lapangan 11orang peserta didik mengundurkan diri sehingga yg mengikuti tinggal 4 orang, adapun peserta didik yang lolos menjadi anggota SWA GRIPPA antara lain :

  1. Amra Nulfia, dengan nama rimba SWA GRIPPA " ALLASH " Nrp. SG.08.075/WP-98
  2. Adi Nurazis, dengan nama rimba SWA GRIPPA " BUNKIR Nrp. SG.08.076/WP-98
  3. Arief Susanto, dengan nama rimba SWA GRIPPA " OELOENG " Nrp.08.077/WP-98
  4. Wawan Sulaeman, dengan nama rimba SWA GRIPPA " CHENK'CLACK " Nrp. SG.08.078/WP-98
Angkatan gelombang kedua pada angkatan 8 Pencinta Alam SWA GRIPPA dengan nama angkatan " LEUWI JURIG " yang diambil dari sebuah lokasi lembah sungai yg ada di kaki gunung Burangrang , Pradik & Diklatdas dilaksanakan pada Tgl. 02 s/d 15 April 1999, dengan diikuti peserta didik sebanyak 10 orang, namun yang berhasil / lolos menjadi anggota SWA GRIPPA sebanyak 2 orang, diantaranya :
  1. Rifi Maulana A, dengan nama rimba SWA GRIPPA " OCHEN " Nrp. SG.08.079/LJ-98
  2. Andy Purnomo, dengan nama rimba SWA GRIPPA " LHASHUTH " Nrp. SG.08.080/LJ-98
Demikianlah  " Lur ..!" sekilas info angkatan ke-8 Pencinta Alam SWA GRIPPA, "WARINGKAS PALASARI & LEUWI JURIG ".

Salam Rimba buat angkata ke-8 Grippa.

         By : Gollert


Angkatan 5 "TAPAK PURNAMA"


Angkatan ke Lima (5) Pencinta Alam SWA GRIPPA dengan nama angkatan " TAPAK PURNAMA ", Pradik dan Diklatdas Tgl. 23 Oktober s/d 11 November 1995, dengan jumlah peserta yang mengikuti pendidikan dan latihan dasar kepencintaalaman sebanyak 15 ( Lima Belas ) orang, namun 8 ( delapan ) orang peserta didik tidak dapat melanjutkan pendidikan dasar tersebut dikarnakan sesuatu hal.

Ketujuh peserta didik yang lolos menjadi anggota Pencinta Alam SWA GRIPPA antara lain  :

  1. Lilis Supriyaty, dengan nama rimba SWA GRIPPA " TOGHEL " Nrp. SG.05-049/TP-95
  2. Entin Supartini, dengan nama rimba SWA GRIPPA " LULHUR " Nrp. SG.05-050/TP-95
  3. Euis Rahmawaty, dengan nama rimba SWA GRIPPA " MATTEL " Nrp. SG.05-051/TP-95
  4. Yunita Dwi P, dengan nama rimba SWA GRIPPA " TAPHEL " Nrp. SG.05-052/TP-95
  5. Arief Purwanto, dengan nama rimba SWA GRIPPA " ABHELT " Nrp. SG.05-053/TP-95
  6. Ali Imron Sabur, dengan nama rimba SWA GRIPPA " LOMEX'S " Nrp. SG.05-054/TP-95
  7. Vence Lesilolo, dengan nama rimba SWA GRIPPA " KHOZERT " Nrp. SG.05-055/TP-95 
Demikianlah sekilas info tentang angkatan ke-5 " TAPAK PURNAMA" Pencinta Alam SWA GRIPPA, salam lestari buat kurawa TAPAK PURNAMA.


         By Gollert 027

Minggu, 24 Maret 2013

MENCINTAI ALAM


Mengapa Kau Mencintai Alam?
Malam ini aku mendadak rindu betul pada puncak-puncak gunung yang sunyi , Kawanku bertanya, mengapa kau menyukai gunung? Mengapa kau lebih suka keluyuran di tengah alam bebas ketimbang berlibur ke mall-mall?

Catatan ini kupersembahkan kepadamu, kawanku di SWA GRIPPA ... Aku berharap, dalam waktu dekat ini, kita akan mendaki gunung bersama-sama. Semoga.

Saat kita memandang gunung yang menjulang membisu, apa yang ada dipikiran? Bukit, gunung, lembah, semuanya membisu. Hanya desis angin malam terdengar Barangkali gunung ini telah diam istirahat berabad-abad, mengumpulkan kekuatan untuk suatu saat nanti meledakkan diri, menghambur laksana bulu-bulu beterbangan di tiup angin. Entahlah. Tapi aku merasa yakin itu pasti akan terjadi. Mungkin nanti kalau kiamat… Puncak-puncak gunung yang sunyi seperti mengawetkan segala kemurnian dunia yang sudah hilang ditelan ambisi dan keinginan dunia di bawah sana. Di tengah-tengah keheningan dan aroma kemurnian ini, aku merasa bumi di bawah telah begitu lusuh, sumpek. Kadang-kadang aku berpikir rumahku sesungguhnya ada di sini, di setiap puncak gunung-gunung. Sebab, di puncak-puncak itulah aku merasakan akrab dengan semua lingkungan di sekitarku. Aku sulit mengakrabi kota-kota besar, apalagi metropolitan seperti Jakarta,Bandung dll. Hampir semua yang kutemui adalah palsu – air mancur buatan, bunga palsu di vas bunga meja kantor, lukisan-lukisan pemandangan, senyum dibuat-buat para SPG di mall-mall, toko-toko, keramahan semu di jalan-jalan, menjual agama dan mengatasnamakan Allah demi kekuasaan….

MENGENAL MOUNTAINEERING

A.      MOUNTAINEERING
Mendaki gunung adalah suatu kegiatan keras, penuh petualangan, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli, merupakan daya tarik dari kegiatan ini.
Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah menguji kemampuan dirinya untuk bersekutu dengan alam yang keras, keberhasilan suatu pendakian yang sukar dan sulit berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan dirinya sendiri.

KESULITAN & PENDAKI GUNUNG


Kisah yang luar biasa yang menggambarkan betapa manusia memiliki kekuatan bertahan (the power of survival) yang luar biasa adalah kisah tentang ahli jiwa terkenal, Victor Frankl.
Frankl adalah seorang psikolog keturunan Yahudi. Ia dipenjara dalam kamp konsentrasi maut Nazi Jerman, tempat ia mengalami penderitaan akibat penyiksaan yang di luar batas-batas kemanusiaan. Orang tuanya, saudara laki-lakinya, dan juga isterinya meninggal di kamp konsentrasi tersebut atau dikirim untuk dibunuh di kamar gas.

Selain seorang saudara perempuannya, seluruh keluarganya telah terbunuh dalam insiden sejarah gelap umat manusia. Dia sendiri mengalami penderitaan akibat siksaan dan penghinaan yang tak terperikan, tanpa pernah tahu dari satu hari ke hari yang lainnya apakah ia akan berakhir di kamar gas atau di kuburan massal di depan algojo tembak tentara Nazi. Atau akankah dia berada di antara mereka yang selamat yang akan menyingkirkan mayat-mayat atau menyerok keluar abu mereka yang sudah menemui ajalnya. Inilah yang disebut oleh Frankl sebagai ”the last of the human freedom” atau kebebasan yang terakhir yang dimiliki oleh manusia, yaitu kebebasan untuk memilih dan menciptakan realitas yang kita inginkan dalam hidup ini.

Sabtu, 10 November 2012

MAKNA PENCINTA ALAM


PENCINTA ALAM

Seandainya pohon bisa memberontak dan bicara tentunya ia bakal menjerit ketika ditebang, seadainya satwa liar itu bisa bicara tentunya ia bakal menyelamatkan hidupnya, namun kita sebagai manusia punya mulut, hati, telinga, otak malah diam saja melihat, mendengar jeritan-jeritan alam yang rusak ditangan kerakusan spesies manusia seperti kita ini. Apakah kita bangga dengan kekuasaan kita sendiri sementara kita telah melakukan bunuh diri secara perlahan bersama-sama oleh perbuatan kita sendiri.
Sebelum kita membahas pencinta alam dan kegiatannya mari kita pahami betul apa epistemologi dari “Pencinta Alam”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Cinta mempunyai empat makna, yakni, [1] ‘suka sekali’ ; ‘sayang benar’ ; [2] ‘kasih sekali’ ; terpikat’ ; terpikat ; [3] ‘ingin sekali’ ; berharap sekali ; ‘rindu’ ; dan [4] ‘susah hati ; risau’ (1993 -190). Yang artinya pencinta diberi makna ‘orang yang suka akan’ (h191). Selain itu kata alam yang diserap dari bahasa Arab, di Indonesia berkembang sehingga mempunyai tujuh makna. Ketujuh makna itu ialah [1] ‘segala ada yang dilangit dan dibumi’ ; [2] ‘lingkungan dan kehidupan’ ; [3] ‘segala sesuatu yang termasuk dalam satu lingkungan dan dianggap satu lingkungan dan dianggap sebagai satu keutuhan’ [4] ‘segala daya yang menyebabkan terjadinya dan seakan-akan mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini [5] ‘yang bukan buatan manusia’ ; [6] ‘dunia’ ; dan [7] ‘kerajaan ; daerah ; negeri ‘ (h.22). Kalau kedua kata tersebut digabung maka arti dari pencinta alam adalah ‘orang yang sangat suka akan alam’.